Mantan Gubri, H Annas Maamun
Diskominfotik Rohil - Suasana Rapat Paripurna Istimewa Hari Jadi ke-26 Kabupaten Rokan Hilir, Sabtu (4/10/2025), tiba-tiba pecah tawa saat sejumlah anggota DPRD meminta mantan Bupati Rokan Hilir sekaligus mantan Gubernur Riau, H. Annas Maamun, menyampaikan petuah. Dengan gaya khas dan humor ringan, Annas menghidupkan ruang sidang sekaligus mengingatkan pentingnya membangun daerah dengan hati nurani dan tanggung jawab moral.
Saat itu sejumlah anggota Dewan melakukan interupsi sebelum sidang resmi ditutup. Mereka meminta kesempatan kepada mantan Bupati Rokan Hilir yang juga mantan Gubernur Riau, H. Annas Maamun, diberikan ruang untuk menyampaikan pandangan terkait pembangunan daerah.
Menyanggapi usulan tersebut, Ketua DPRD Rokan Hilir, Ilhami, tersenyum dan menyetujui permintaan anggota Dewan. “Baik, kami persilakan kepada Pak Haji Annas Maamun untuk memberikan Arah,” ujar Ilhami yang langsung disambut tepuk tangan hadirin.
Dengan langkah perlahan namun mantap, Annas Maamun berdiri menuju podium. Sesampainya di depan hadirin, ia memilih turun dari podium dan berdiri lebih dekat ke hadapan tamu undangan. “Maaf pak ya, kalau di atas tak nampak,” dia disambut tawa khas yang membuat suasana sidang cair dan akrab.
Dalam petuahnya, Annas Maamun menyampaikan pandangan reflektif tentang arah pembangunan Rokan Hilir yang menurutnya harus berlandaskan hati nurani dan tanggung jawab moral terhadap potensi alam yang telah dikaruniakan Allah SWT. "Riau ini provinsi terkaya kedua di Indonesia setelah Kutai Kartanegara. Di Riau, yang paling kaya itu Bengkalis, kemudian Rokan Hilir, dan ketiga Siak. Ini adalah amanah besar yang harus kita kelola dengan baik," tuturnya.
Ia menekankan bahwa kekayaan sumber daya alam seperti minyak, sawit, dan hasil laut merupakan anugerah yang tidak boleh disia-siakan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa ketergantungan terhadap sumber daya minyak tidak dapat berlangsung selamanya. "Mungkin tiga puluh tahun lagi minyak kita akan habis. Kalau itu terjadi, bagaimana kita bisa bertahan? Karena itu, mari kita membangun dengan hati nurani," ujarnya dengan nada serius.
Dengan gaya komunikatif yang menjadi ciri khasnya, Annas tak jarang menyelipkan humor di sela-sela pesannya. Ia menuturkan pengalamannya mengunjungi rumah warga di malam hari untuk membantu masyarakat kurang mampu. “Kadang saya jalan malam-malam, naik ke rumah orang, saya bawa uang sepuluh ribu, dua puluh ribu, kadang lima puluh ribu. Kalau agak janda cantik, ya lima puluh atau Seratus ribu,” ucapnya, disambut tawa lepas dari para undangan.
Lebih lanjut, Annas membandingkan semangat pembangunan Rokan Hilir dengan Provinsi Sumatera Barat yang dinilainya berhasil membangun tanpa bergantung pada sumber daya alam. “Sumatera Barat itu tak punya SDA, cuma ada lemang tapai,” selorohnya disambut gelak tawa, sebelum melanjutkan dengan nada serius, “tapi pembangunan mereka maju karena semangat dan kebersamaan.”
Annas juga menyampaikan ide terbentuknya Provinsi Riau Pesisir yang sempat menjadi wacana strategis beberapa waktu lalu. Menurutnya, Bagansiapiapi sangat layak menjadi pusat pemerintahan jika wacana tersebut terealisasi. “Kalau Riau Pesisir jadi, tentu ibukotanya di Bagansiapiapi. Saya sudah hitung, bisa membuka lapangan kerja bagi sekitar seribu pegawai negeri. Ini peluang besar bagi anak-anak kita,” jelasnya.
Menutup Arahnya, Annas Maamun mengingatkan pentingnya sinergi antara pemerintah kabupaten, provinsi, dan masyarakat dalam memajukan daerah. “Saya hanya memberi nasihat sebagai orang tua. Umur saya sudah 86 tahun, jadi wajarlah kalau saya ingin melihat Rokan Hilir ini semakin maju dan bermarwah,” ucapnya penuh haru.
Laporan Redaksi Kabar Lintas Riau Sutarno